Perkiraan Kondisi Masyarakat Masa Depan di Bidang Pendidikan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan selalu bertumpuh pada
kesejateraan, yakni pengalaman pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan
mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan masadepan/melalui pendidikan
setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur social kebudayaannya yang
telah terukir dengan indahnya dalam sejara bangsa tersebut.
Melalui dengan pendidikan juga diharapkan
dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik
tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang
bersangkutan. Dlam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 telah ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”.
B. Tujuan.
1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di
masa depan, globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),
arus komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat
dalam layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut..
2. Untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masa depan untuk mengantisispasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek)
3. Memenuhi tugas makalah Evaluasi
Pembelajaran
C. Manfaat.
1. Kita dapat mengetahui bagaimana kondisi masa
depan serta dampak yang akan timbul akibat perubahan tersebut sehingga kita
dapat mengantisipasi melalui pendidikan
2. Bagi
mahasiswa calon tenaga kependidikan, kajian tentang masyarakat masa depan berdampak
yakni untuk dirinya sendiri serta pada gilirannya kelak.
PEMBAHASAN
PERKIRAAN MASYARAKAT MASA DEPAN.
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu
latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia
pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan
kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural merupakan salah satu dasar utama
dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan baik program pendidikan
sekolah maupun program pendidikan luar sekolah.
Dari sisi lain pendidikan merupakan salah
satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap
masyarakat. Di dalam UU no 2 Tahun 1989 tentang sistim pendidikan nasional
dinyatakan bahwa “dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan
yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa
yang bersangkutan.” Melalui upaya pendidikan kebudayaan di wariskan dan di
pelihara oleh setiap generasi bangsa. Serentak dengan itu upaya pendidikan di
arahkan pula untuk mengembangkan kebudayaan itu.
Kebudayaan yang dimaksudkan
dalam arti luas yaitu “ keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus
dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi” dan karyanya
itu (koentjaraninggrat, 1974: 19). Kebudayaan itu dapat:
1. Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
1. Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
2. Berwujud kelakuan yankni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Berwujud fisik yakni benda-benda hasil karya manusia.(Koentjaraningrat 1974: 15-22).
Perubahan keadaan masyarakat masa depan
yang berlangsung dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat
dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
1. Kecenderungan Globalisasi
yang Makin Kuat.
Istilah globalisasi (asal kata: global
yang berararti secara umumnya, utuhnya,kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu
keutuhan seakan akan tanpa tapal batas administrasi negara, dunia menjadi amat
tarnsparan, serta saling ketergantungan antar bangsa didunia semakin besar;
dengan kata lain: “menjadikan dunia sebagai satu keutuhan, satu kesatuan.”
Menurut Emil salim (1990; 8-9)
Terdapat empat bidang kekuatan gelombang
globalisasi yang paling kuat dan menonjol :
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin
dipercepat utamanya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti
computer dan satelit. Kekuatan pertama gelombang globalisasi ini membuat bumi
seakan-akan menjadi sempit dan transparan. Globalisasi iptek tersebut memeberi
orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan
atau ekonomi global tanpa mengenal batas-batas negara. Di berbagai bagian dunia
telah berkembang kelompok-kelompok ekonomi regional. Gejala lainnya adalah
makin meluasnya perusahaan multi nasional sebagai perusahaan raksasa yang
kakinya tertanam kuat di berbagai negara. Globalisai ekonomi telah menyebabkan
negara hanya bertapal batas politik saja, sedangkan dari segi ekonomi semakin
kabur.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam
berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncaknya pada konferensi
tingkat tinggi (KTT) bumi , atau nama resminya: konferensi PBB mengenai
lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio De
Jeneiro,Brasil. Kerusakan ke berbagai negara di sekitarnya, bahkan mengancam
keselamatan planet ini. Oleh karena itu, diperlukan wawasan dan kebijakan yang
tepat dalam bidang pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan
lingkungan hidup, atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitannya dengan identitas bangsa,
termasuk budaya nasional dan budaya-budaya nusantara. Disamping terpaan tentang
gagasan-gagasan dalam pendidikan globalisasin terjadi pula secara langsung
menerpa setiap indiidu manusia melalui buku,radio ,televise,dan media lainnya.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak
dalam bidang politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan
globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh
karen itu, banyak gagasan dalm menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya
berpikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan
tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.
2. Perkembangan llmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Perkembangan iptekn yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu cirri utama dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak positif ataupun negative,tergantung pada kesiapan bangsa besrta kondisi social- budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi social- budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Perkembangan iptekn yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu cirri utama dari masyarakat masa depan. globalisasi perkembangan IPTEK tersbut dapat berdampak positif ataupun negative,tergantung pada kesiapan bangsa besrta kondisi social- budayanya untuk menerima limpahan informasi atau teknologi tersebut. Segi positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia. Sedangkan segi negatifnya akan timbul apabila kondisi social- budayanya belum siap menerima limpahan itu ( Pratiwi Sudarsono, 1990: 14-15).
Percepatan perkembangan IPTEK tersebut terkait dengan landasan
ontologism,epistemologis, dan aksiologisnya (Filsafat Ilmu, 1981: 9-15). Iptek
membantu mengembangkan peranti yang dapat mengatasi berbaai kekurangan atau
keterbatasan alat indera, danpada gilirannya, peranti itu sangat membantu
mengebangkan IPTEK itu sendiri. Globalisasi perkembangan iptek yang cepat
tersebut adalah peluang dan tantangan. Terbuka peluang bagi kita untuk menikuti
perkembangan iptek tersbut secara dini sebaliknya apabila masyarakat belum siap
menerimanya, maka akan berubah menjadi tantangan.
3. Perkembangan Arus
Komunikasi Yang Semakin Padat Dan Cepat.
Pada umumnya bentuk komunikai langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar orang (Dyadic communication), maupunu komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speker audience communication).
Pada umumnya bentuk komunikai langsung (verbal atau non verbal) di kenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar orang (Dyadic communication), maupunu komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan ciri pokok adanya dialog diantara pihak pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-pendengar (speker audience communication).
Beberapa unsur proses komunikasi yaitu:
a. Sumber pesan seperti
harapan,gagasan,perasaan aatau prilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
b. Penyandian (encoding), yakni pengubahan
atau penerjemahan isi pesan kedalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman
pesan.
c. Transmisi (pengiriman) pesan.
d. Saluran.
e. Pembukasandian (decoding) yakni
penerjemahan kembali apa yang di terima kedalam isi pesan oleh penerima.
f. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman
pesan yang diterimanya.
g. Gangguan atau hambatan (noise) yang
dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Perkembangan komunikasi dengan arus informasi yang makin padat dan akan di percepat di masa depan mencakup keseluruhan unsur-unsur dalam proses komunikasi tersebut.
4. Penigkatan Layanan Profesional.
Salah satu ciri penting masyarakat masa
depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan profesionalisme dalam berbagai
bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek ang makin cepat serta
perkembangan arus informasi yang semakin padat dan epat, maka anggota masyarakat
masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang
semakin tinggi. Oleh karena itu, manusia masa depan tersebut makin menuntut
suatu kualitas hidup yang lebih baik, termsuk berbagai layanan yang
dibutuhkannya. Layanan yang diberikan
oleh pemangku profesi tertentu, atau layanan professional, akan semakin penting
untuk kebutuhan masyarakat tersebut.
Status professional memerlukan persyaratan
yang berat, sehingga tidak semua jenis pekerjaan dapat memperolehnya. Sehinga
tuntutan mutu layanan professional tersebut semakin tinggi pula hal itu
menuntut suatu kerja sama antar tenaga professional yang semakin erat. Dengan
demikian,kualitas hidup dan kehidupan manusia dalam masyarakat di masa depan
akan lebih baik lagi.
Pembanguna
manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara
Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk itu diperlukan:
1. Tuntutan Bagi Manusia Masa Depan (Manusia Modern)
Setiap upaya manusia untuk menyesuaikan diri
terhadap konstelasi dunia pada masanya (pada masa lampau,kini,akan datang)
adalah proses modernisasi sebagai perkiraan masyarakat masa depan. Berdasarkan
acuan normative yang berlaku (UU RI No. 2/1989 beserta peraturan pelaksanaanya)
telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan di Indonesia, yang dapat di anggap
sebagai profil manusia Indonesia di masa depan, salah satu ketentuan penting
dalam perundang-undangan tersebut adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan
tahun.
Tuntutan manusia Indonesia di
masa depan diarahkan kepada pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan dimasa depan tersebut. Beberapa diantaranya
seperti:
1. Ketanggapan terhadap berbagai masalah social,politik,cultural, dan lingkungan.
2. Kreativitas didalam menemukan alternative pemecahannya.
3. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
1. Ketanggapan terhadap berbagai masalah social,politik,cultural, dan lingkungan.
2. Kreativitas didalam menemukan alternative pemecahannya.
3. Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan.
a. Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adatistiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
a. Perubahan Nilai dan Sikap.
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hukum, adatistiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi system nilai dan tata kelakuan ( sebagai wujud ideal dari kebudayaan nusantara).
Salah satu pengaruh nilai akan
tampak dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum, maka
sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tersebut ( dapat positif
ataupun negative). Sebagai kemampuan internal, kemungkinan berbagai alternative
unuk bertindak. Dalam sikap dapat dibedakan atas tiga aspek, yaitu: aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif.
Perubahan nilai dan sikap
dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian rupa
sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek pelestarian
dan aspek pembaruan. Nilai-nilai luhur yang mendasari kepribadian dan
kebudayaan Indonesia seyogyanya akan tetap dilestarikan, agar terhindar dari
krisis identitas.
b. Pengembangan Kebudayaan.
Salah satu upaya penting dalam
mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan
kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana
kehidupan manusia. Oleh karena itu,
manusia Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh budaya setempat (sesuai etnis
yang ada di nusantara) dan budaya Indonesia (yang berkembang dari puncak budaya
–budaya nusantara tersebut), tetapi juga menerima berbagai pengaruh “budaya
dunia” (Refleksi, 1990: 3-4).
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah
satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
berorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana pendidikan sebagai salah satu
prasyarat utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan
tantangannya.
Khusus untuk menyongsong era
globalisasi yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara
khusus memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo
(1990:33)mengemukakan lima strategi dasr dalam era globalisasi tersbut yakni:
1. pendidikan untuk pengembangan IPTEK
,dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufacturing
pertanian, sebagai modal utama untuk menghadapi globalisasi.
2. pendidikan untuk pengembangan
keterampilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk
hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrument operasional untuk
berkiprah dalam globalisasi.
3. pendidikan untuk pengelolaan
kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan kesehatan sebagai penangkal
terhadap menurnnya kualitas hidup dan hancurnnya system pendukung kehidupan
manusia.
4. pendidkan untuk pengembangan system
nilai, termasuk filsafat, agama dan teologi demi ketahanan social-budaya
termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5. pendidikan untuk mempertinggi mutu
tenaga kepen didikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sistem pendidikan
formal dan non formal, demi penggalakan peningkatan pemrataan mutu, relevansi,
dan efeisiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.
Khusus untuk pendidikan tinggi, terdapat
kecenderungan berkembangnya pola pemecahan masalah secara multidisiplin. Oleh
karena itu, diperlukan suatu program pendidikan yang kuat dalam dasar keahlian
yang akan memperluas wawasan keilmuan dan membuka peluang krjasama dengan
bidang keahlian lainnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang akan
datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan
masyarakat masa depan.
Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung dengan cepat
mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan yaitu:
·
Kecenderungan
globalisasi yang makin kuat.
·
Perkembangan
iptek yang makin cepat.
·
Perkembangan
arus informasi yang makin padat dan cepat.
·
Kebutuhan/tuntutan
peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan manusi.
Masyarakat masa depan dengan ciri
globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan menerima arus informasi yang padat
dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi
segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut.
Pendidikan
berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman
baru yang akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang
berubah dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan
sistematik-sistematik. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci
keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akan datang untuk
itu diperlukan.Tuntutan bagi manusia masa depan.
B. Saran
Untuk mengantisipasi masa
depan hedakanya kita mampu untuk menyaring kebudayaan yang masuk kedalam Negara
kita yaitunya dengan pendidikan yang baik dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan
kebudayaan setiap masyarakat.
Pada masa yang akan datang
akan terjadi perubahan yang kita tidak bisa bayangkan, peranan Guru sangat di
harapkan dalam mengantisipasi perubahan tersebut, kualitas Guru hendaknya
ditingkatkan dari tahun ke-tahun
Daftar Pustaka
Prof. Dr. Tirtarahardja U dan Drs.
La Sulo S. L., 2005, Pengantar Pendidikan,
Jakarta; Rineka Cipta.
Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Ketentuan
Pokok, Pengembangan Silabus, Penilaian Berbasis Kelas, Pengelolaan dan
pelaksanaan KBK. Jakarta: Depdiknas
Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar.
Jakarta:Depdiknas
Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Pedoman Penyusunan Silabus.
Jakarta:Depdiknas
Pusat
Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta:Depdiknas
Suyono. 2007. Membaca-Menulis sebagai Motode Pembelajaran.
Manuskrip. Belum diterbitkan
Comments