PENDEKATAN,METODE ATAU MODEL PEMBELAJARAN
Add caption |
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah
penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.Orientasi pembelajarannya adalah
investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode problem
solving sebagai berikut:
1.
Melatih siswa untuk
mendesain suatu penemuan.
2.
Berpikir dan
bertindak kreatif.
3.
Memecahkan masalah yang
dihadapi secara realistis
4.
Mengidentifikasi dan
melakukan penyelidikan.
5.
Menafsirkan dan mengevaluasi
hasil pengamatan.
6. Merangsang perkembangan kemajuan
berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah
lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai
berikut:
1.Beberapa pokok bahasan sangat sulit
untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan
kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih
panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
yang diterjemahkan dari’ SAL
(Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan
iebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan
secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
(Dick dan Carey, 1978, h 108). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan
dengan partisipasi peserta didik,yaitu:
a. Latihan dan praktek seharusnya dilakukan
setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap
atau keterampiian tertentu.
b.
UmpanBalik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu
sebagai hasil belajarnya, maka , guru memberikan umpan batik (feedback)
terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru,
peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan
yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada
sesuatu yang perlu diperbaiki.
c.
Tes
Serangkaian tes
umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui
· apakah tujan pembelajaran khusus
telah tercapai atau belum, dan
· apakah pengetahuan, sikap dan
keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
d.
Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu
hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik
oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja
terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata :
- hanya menguasai sebagian atau
cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai
- Peserta didik seharusnya menerima
tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang
TEKNIK DAN ALAT PENILAIAN
Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat
dengan mudah digunakan
1.
Teknik penilaian melalui tes
a.
Tes tertulis
Tes
tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab siswa dengan
memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
1) tes
objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat atau isian,
benar-salah, dan bentuk menjodohkan;
2) tes
uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan
secara objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan
secara objektif).
b. Tes lisan
Tes lisan yakni tes
yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
antara guru dan siswa. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya
adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki
siswa, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung;
(2) bagi siswa yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering
mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat
menolong sebab siswa dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang
dimaksud; (3) hasil pengetesan dapat langsung diketahui siswa. Kelemahannya
adalah (1) subjektivitas pengetesan (Tutor) sering mencemari hasil tes, (2)
waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.
c. Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni
tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan
pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes
perbuatan dilakukan sejak siswa melakukan persiapan melaksanakan tugas, sampai
dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya
diperlukan sebuah format pengamatan, disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes
perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan
individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya
menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan
kelompok.
2. Teknik
penilaian melalui observasi atau pengamatan
Observasi adalah
suatu kegiatan yang dilakukan tutor/guru untuk mendapatkan informasi tentang
siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan
observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara
perseorangan ataupun kelompok. Datam kegiatan observasi perlu dipersiapkan
format pengamatan. Di dalam format perigamatan di antaranya berisi: (1)
perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu pengamatan.
3. Teknik
penilalan melalui wawancara
Teknik wawancara pada suatu segi mempunyai
kesamaan arti dengan tes lisan yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara
ini diperlukan tutor/guru untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih lanjut
tentang hal-hal yang dirasa tutor/guru kurang jelas informasinya. Teknik
wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang
dialami siswa tanpa ada maksud untuk menilai
Penilaian Berbasis Kelas
PENILAIAN KELAS
- Proses pengumpulan informasi yang digunakan oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar/kompetensi siswa.
- Dilaksanakan terpadu dengan kegiatan belajar mengajar
1. belajar tuntas
2. otentik
3. berkesinambungan
4. berdasarkan acuan kriteria / patokan
5. menggunakan berbagai teknik & instrumen penilaian
1.
Belajar Tuntas
- Belajar tuntas (mastery learning): peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
- Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka belajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkatkompetensi awal mereka.
2.
Penilaian Otentik
- Penilaian otentik adalah penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah (Problem Solving)
- Menilai apa yang diketahui dan dapat dilakukanoleh siswa
- Siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang otentik.
3.
Berkesinambungan
- Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
- Ulangan Harian : selesai satu atau beberapa Indikator. (tertulis, observasi, penugasan, atau lainnya)
- Ulangan Tengah Semester : selesai beberapa Kompetensi Dasar pada semester yang bersangkutan
- Ulangan Akhir Semester : selesai semua Kompetensi Dasar pada semester yang bersangkutan.
- Ulangan
Kenaikan Kelas : selesai semua Kompetensi Dasar pada semester ganjil dan
genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap
4. Berdasar Acuan kriteria/patokan
Prestasi kemampuan peserta didik TIDAK
DIBANDINGKAN dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki
sebelumnya dan patokan yang ditetapkan
5. Menggunakan Berbagai Teknik & instrumen
penilaian
Teknik
|
Bentuk Instrumen
|
Tes
Lisan
|
Daftar
Pertanyaan
|
Tes
Tulis
|
Pilihan Ganda, B-S, Menjodohkan, isian singkat,
uraian
|
Tes Praktik
(Kinerja/Unjuk Kerja)
|
Tes
tulis ketrampilan
Tes
Identifikasi
Tes
Simulasi
Tes Uji Petik Kerja
(Skala penilaian (rating scale) atau daftar cek
(check list)
|
Penugasan
Individu atau
Kelompok
|
Pekerjaan
Rumah
Proyek
Skala
penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list)
|
Portofolio
|
Lembar
peneilaian Portofolio
Skala
penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list)
|
Penilaian
Diri
|
Lembar
Penilaian Diri/ kuisioner
|
Penilaian
antar teman
|
Lembar
penilaian antar teman
|
Tes Praktik (Unjuk Kerja / Kinerja)
menilai keterampilan atau kemampuan siswa dalam menerapkan
pengetahuan yang sudah dimiliki
misalnya:
– Merancang
sketsa
– Mengukur
– Membuat
– Merakit
– Menguji
–
Presentasi
–
Mengidentifikasi alat dan bahan
–
Mensimulasikan fungsi alat
Contoh Penilaian Unjuk Kerja
Materi pokok :
Sketsa dan Gambar Teknik ( Modul -1)
Kelas :
VII
Kompetensi dasar :
Membuat sketsa dan gambar teknik
Tujuan :
Siswa dapat menggambar sketsa teknik
Tugas :
Gambarlah pandangan atas(PA), pandangan depan (PD)
dan pandangan samping kanan (PSKA) dari benda berikut ini!
Skala
Penilaian Unjuk Kerja
No
|
Standar
Unjuk Kerja
|
Penilaian
|
|||
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Menunjukkan
pemahaman terhadap
konsep
kesebangunan
|
|
|
|
|
2
|
Strategi-strategi yang digunakan untuk membuat
gambar sesuai dengan pandangan
|
|
|
|
|
3
|
Ketepatan
gambar yang dibuat
|
|
|
|
|
4
|
Menentukan
dan Menggambarkan bagian yang tidak langsung dengan garis putus
|
|
|
|
|
|
Skor
yang dicapai
|
|
|
|
|
|
Skor
maksimum
|
|
|
|
|
Penugasan
(Proyek)
•penilaian
terhadap suatu tugas yang mengandung penyelidikan dan melibatkan banyak
keterampilan
•memerlukan
waktu yang relatif lama
•meliputi
tahapan: Perencanaan, Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data,
Analisis dan Kesimpulan
PENGORGANISASIAN MATERI
Belajar
sejatinya merupakan proses yang dilakukan sepanjang hidup manusia.
Belajar sering didefinisikan
sebagai “suatu proses dimana
suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman”
Walaupun belajar berjalan
seiring dengan berjalannya proses kehidupan, namun prosesnya tidak tercipta begitu
saja, melainkan memerlukan
kondisi yang dibentuk secara
sengaja. Proses
belajar mengajar yang dilakukan secara
formal di sekolah
seringkali masih
menggunakan format lama.
Format lama yang
dimaksud adalah cara-cara mengajar
konvensional yang lebih
berpusat kepada guru
(teacher-centered). Cara-cara seperti ini muncul karena adanya anggapan bahwa “pikiran seorang anak
seperti kertas kosong yang
putih bersih dan
siap menunggu coretan- coretan gurunya”[3].
Dengan pandangan seperti
ini, banyak guru yang masih
menjalankan proses belajar mengajar dengan berorientasi pada penyampaian materi saja. Hal ini
tentu saja berpengaruh pada hasil
belajar siswa, termasuk
pada mata pelajaran TIK.
TIK
sebagai mata pelajaran
yang terhitung masih
baru jika dibandingkan dengan
mata pelajaran yang lain, ternyata masih dianggap sulit
bagi sebagian siswa.
Hal ini terjadi
karena banyak siswa yang tidak memahami penyampaian materi yang
ilakukan oleh guru. Selain itu, guru pun tidak
terlalu banyak mendalami
pemahaman siswa karena
lebih fokus pada mengejar pencapaian
kurikulum. Akhirnya, materi
pelajaran selesai dibahas, namun
kemampuan siswa terhadap
materi tersebut belum memadai.
Banyak siswa yang
tidak bisa mengikuti alur
penyampaian oleh guru
karena kemampuan mereka memahami
materi tersebut pun kurang.
Oleh
karena itu, seorang
guru memerlukan suatu
cara mengajar yang dapat
merangsang siswa agar
berkembang kemampuannya,
baik kemampuan kognitif
maupun praktik. Namun cara
pengajaran ini jangan
sampai menghilangkan peran guru
sama sekali karena bagaimanapun guru tetap harus memberikan penyampaian materi
agar ada keseragaman materi diantara siswa. Hal inilah yang mendorong peneliti
melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Metode Pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
- Apakah terdapat perbedaan kemampuan awal
siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol?
- Apakah
kemampuan akhir siswa
pada kelompok eksperimen lebih baik
daripada kelompok kontrol?
- Apakah peningkatan hasil
belajar siswa pada kelompok eksperimen lebih besar
daripada kelompok kontrol?
- Bagaimana sikap
siswa terhadap penerapan metode pembelajaran TAI?
2. TEAM
ASSISTED INDIVIDUALIZATION
Team
Assisted Individualization (TAI)
merupakan salah satu tipe pembelajaran Cooperative Learning.
Terjemahan bebasnya adalah Bantuan
Individual Dalam Kelompok (BIDaK).
Metode yang diprakarsai
oleh Robert Slavin ini merupakan perpaduan
antara pembelajaran kooperatif
dan pengajaran individual. Dasar
pemikiran Slavin merancang metode ini adalah untuk
mengadaptasikan pengajaran terhadap perbedaan
individual berkaitan dengan
kemampuan siswa maupun
pencapaian prestasi siswa
Individualisasi dipandang perlu karena siswa
memasuki kelas dengan
pengetahuan, kemampuan, dan
motivasi yang sangat beragam. Ketika
guru menyampaikan pelajaran
kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian
siswa
yang tidak memiliki
syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran
tersebut dan akan
gagal memperoleh manfaat dari
metode tersebut. Di
lain pihak, siswa
lain mungkin malah sudah
tahu materi itu,
atau bisa juga
dapat mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar
yang dihabiskan bagi
mereka hanya membuang-buang waktu saja.
Slavin
membuat metode pembelajaran
ini dengan beberapa alasan[1]. Pertama,
metode ini mengombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif
dan program pengajaran
individual. Kedua, metode ini memberikan tekanan pada efek sosial dari
belajar kooperatif. Ketiga,
TAI disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran,
misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara
individual.
Tahapan
TAI adalah sebagai berikut
(1) Tes penempatan.
(2)
Membentuk kelompok heterogen.
(3)
Memberikan bahan ajar.
(4)
Belajar dalam kelompok.
(5)
Kelompok pengajaran.
(6)
Penilaian dan penghargaan kelompok.
(7)
Informasi materi esensial.
(8) Tes
formatif.
Dengan
perpaduan antara
pembelajaran kooperatif dan invidual dapat
diperoleh dua keuntungan
sekaligus,byaitu keuntungan dari pembelajaran kooperatif dan keuntungan dari
pengajaran secara individual.Cooperative learning
(pembelajaran kooperatif)
merupakan upaya pemberdayaan teman sejawat,
meningkatkan interaksi antar
siswa, serta hubungan yang
saling menguntungkan antar mereka. Siswa dalam
kelompok akan belajar
mendengar ide atau
gagasan orang lain, berdiskusi
setuju atau tidak
setuju, menawarkan, atau menerima
kritikan yang membangun,
dan siswa tidak merasa terbebani ketika ternyata
pekerjaannya salah.
Slavin menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif,
siswa bekerja dalam kelompok
saling membantu untuk
menguasai bahan ajar.
Sementara itu, pengajaran secara
individual mendidik siswa untuk belajar secara mandiri, tidak menerima
pelajaran secara mentah dari guru. Dengan pengajaran seperti ini,siswa dapat
mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya sendiri dalam
mempelajari suatu bahan
ajar, sehingga yang terjadi
pemahaman siswa terhadap
materi tersebut semakin terasah,
bukan semata-mata hafalan
yang didapatkannya dari guru.
3.
EKSPRERIMEN
1 TAI dalam
TIK
Penerapan
metode TAI pada
mata pelajaran TIK
di kelas eksperimen adalah
sebagai berikut.
(1) Tes
penempatan
a. Guru
membuka pelajaran dengan salam.
b.
Guru menjelaskan strategi
pembelajaran yang akan digunakan.
c.
Guru mengadakan tes
sebelum pengajaran untuk mengetahui kelemahan siswa pada materi
yang akan dipelajari.
(2)
Membentuk kelompok heterogen Guru mengelompokkan
siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan akademiknya.
(3)
Memberikan bahan ajar
Guru membagikan bahan ajar untuk dipelajari siswa.
(4)
Belajar dalam kelompok
- Siswa mempelajari bahan
ajar tentang langkah- langkah menjalankan pengolah data, tampilan jendela, serta tampilan
menubar.
- Siswa
mengerjakan LKS.
- Siswa melakukan pengecekan LKS secara berpasangan.
- Setelah seluruh
siswa dapat menjawab
benar lebih dari 50%
soal, siswa mengerjakan tes
unit untuk menilai kriteria
kelompok.
- Kelompok
pengajaran Guru memberikan pengajaran kepada siswa dari kelompok berbeda.
(6)
Penilaian dan penghargaan kelompok
- Guru
melakukan penilaian terhadap kelompok siswa dan mengumumkannya pada siswa.
- Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok Super (Super Team).
(7)
Informasi materi esensial
- Guru
mengulas sedikit materi yang telah dipelajari.
- Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
- Guru
menutup pelajaran dengan salam.
(8) Tes
Formatif
Pada
akhir materi pembelajaran,
guru mengadakan tes formatif, lalu
tes tersebut diperiksa
oleh rekan satu timnya.
2
Pembelajaran TIK secara Konvensional Pembelajaran TIK
yang dilakukan pada
kelas kontrol dilakukan dengan
metode konvensional, yaitu
ceramah. Tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.
(1)
Kegiatan Pendahuluan
- Membuka
pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa
- Menggali konsepsi awal siswa dengan cara menanyakan materi
yang akan diajarkan, misal: Apakah kalian tahu apa kegunaan
Pengolah Data?
- Menyampaikan
tujuan pembelajaran
(2)
Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan tentang langkah-langkah menjalankan pengolah
data, tampilan jendela,
serta tampilan menubar.
- Mengadakan
tanya jawab dan diskusi untuk menguji ketercapaian kompetensi yang dicapai
siswa
(3)
Kegiatan Penutup
- Melakukan refleksi
bersama terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan.
- Menarik kesimpulan tentang
menu dan ikon
pokok pada perangkat lunak pengolah data.
- Menugaskan
kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
Comments