Skip to main content

PENDEKATAN,METODE ATAU MODEL PEMBELAJARAN

PENDEKATAN,METODE ATAU MODEL PEMBELAJARAN

Add caption

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
1.      Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
2.      Berpikir dan bertindak kreatif.
3.      Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4.      Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
5.      Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
6.   Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:

1.Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
yang diterjemahkan dari’ SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan iebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Dick dan Carey, 1978, h 108). Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik,yaitu:
a.       Latihan dan praktek seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap atau keterampiian tertentu. 
b.      UmpanBalik
Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku tertentu sebagai hasil belajarnya, maka , guru memberikan umpan batik (feedback) terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh guru, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan itu benar/atau salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang perlu diperbaiki. 
c.       Tes
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui 
·      apakah tujan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum, dan 
·      apakah pengetahuan, sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
d.      Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyataannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata :

    • hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai
    • Peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang 
TEKNIK DAN ALAT PENILAIAN

Teknik penilaian yang memungkinkan dan dapat dengan mudah digunakan

1. Teknik penilaian melalui tes

a. Tes tertulis
Tes tertulis yakni tes yang soal-soalnya harus dijawab siswa   dengan memberikan jawaban tertulis. Jenis tes tertulis secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1)  tes objektif, misalnya bentuk pilihan ganda, jawaban singkat atau isian, benar-salah, dan bentuk menjodohkan;
2)  tes uraian, yang terbagi atas tes uraian objektif (penskorannya dapat dilakukan secara objektif) dan tes uraian non-objektif (penskorannya sulit dilakukan secara objektif).

b.  Tes lisan
Tes lisan yakni tes yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara guru dan siswa. Tes ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah: (1) dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung; (2) bagi siswa yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab siswa dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud; (3) hasil pengetesan dapat langsung diketahui siswa. Kelemahannya adalah (1) subjektivitas pengetesan (Tutor) sering mencemari hasil tes, (2) waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif cukup lama.

c. Tes perbuatan
Tes perbuatan yakni tes yang penugasannya disampaikan dalam bentuk lisan atau tertulis dan pelaksanaan tugasnya dinyatakan dengan perbuatan atau penampilan. Penilaian tes perbuatan dilakukan sejak siswa melakukan persiapan melaksanakan tugas, sampai dengan hasil akhir yang dicapainya. Untuk menilai tes perbuatan pada umumnya diperlukan sebuah format pengamatan, disesuaikan menurut keperluan. Untuk tes perbuatan yang sifatnya individual, sebaiknya menggunakan format pengamatan individual. Untuk tes perbuatan yang dilaksanakan secara kelompok sebaiknya menggunakan format tertentu yang sudah disesuaikan untuk keperluan pengamatan kelompok.

2. Teknik penilaian melalui observasi atau pengamatan
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan tutor/guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi dapat ditujukan kepada siswa secara perseorangan ataupun kelompok. Datam kegiatan observasi perlu dipersiapkan format pengamatan. Di dalam format perigamatan di antaranya berisi: (1) perilaku-perilaku atau kemampuan yang akan dinilai, (2) batas waktu pengamatan.
3. Teknik penilalan melalui wawancara
Teknik wawancara pada suatu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes lisan yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan tutor/guru untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa tutor/guru kurang jelas informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang dialami siswa tanpa ada maksud untuk menilai

Penilaian Berbasis Kelas

PENILAIAN KELAS
  • Proses pengumpulan   informasi yang digunakan oleh guru melalui  sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar/kompetensi siswa.
  • Dilaksanakan terpadu dengan kegiatan belajar mengajar
CIRI PENILAIAN KELAS
1. belajar tuntas
2. otentik
3. berkesinambungan
4. berdasarkan acuan kriteria / patokan
5. menggunakan berbagai teknik & instrumen penilaian

1. Belajar Tuntas
  • Belajar tuntas (mastery learning): peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
  • Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka belajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkatkompetensi awal mereka.
2. Penilaian Otentik
  • Penilaian otentik adalah penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah (Problem Solving)
  • Menilai apa yang diketahui dan dapat dilakukanoleh siswa
  • Siswa belajar bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya ke dalam tugas-tugas yang otentik.
3. Berkesinambungan
  • Memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas.
  •  Ulangan Harian : selesai satu atau beberapa Indikator. (tertulis, observasi, penugasan, atau lainnya)
  • Ulangan Tengah Semester : selesai beberapa Kompetensi Dasar pada semester yang bersangkutan
  • Ulangan Akhir Semester : selesai semua Kompetensi Dasar pada semester yang bersangkutan.
  • Ulangan Kenaikan Kelas : selesai semua Kompetensi Dasar pada semester ganjil dan genap, dengan penekanan pada kompetensi dasar semester genap

4. Berdasar Acuan kriteria/patokan
Prestasi kemampuan peserta didik TIDAK DIBANDINGKAN dengan peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya dan patokan yang ditetapkan

5. Menggunakan Berbagai Teknik & instrumen penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Tes Lisan
Daftar Pertanyaan
Tes Tulis
Pilihan Ganda, B-S, Menjodohkan, isian singkat, uraian
Tes Praktik
(Kinerja/Unjuk Kerja)
Tes tulis ketrampilan
Tes Identifikasi
Tes Simulasi
Tes Uji Petik Kerja
(Skala penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list)
Penugasan Individu atau
Kelompok
Pekerjaan Rumah
Proyek
Skala penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list)
Portofolio
Lembar peneilaian Portofolio
Skala penilaian (rating scale) atau daftar cek (check list)
Penilaian Diri
Lembar Penilaian Diri/ kuisioner
Penilaian antar teman
Lembar penilaian antar teman

Tes Praktik (Unjuk Kerja / Kinerja)
menilai keterampilan atau kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki
misalnya:
–  Merancang sketsa
–  Mengukur
–  Membuat
–  Merakit
–  Menguji
–  Presentasi
–  Mengidentifikasi alat dan bahan
–  Mensimulasikan fungsi alat

Contoh Penilaian Unjuk Kerja
Materi pokok               : Sketsa dan Gambar Teknik ( Modul -1)
Kelas                           : VII
Kompetensi dasar       : Membuat sketsa dan gambar teknik
Tujuan                         : Siswa dapat menggambar sketsa teknik
Tugas                           :
Gambarlah pandangan atas(PA), pandangan depan (PD) dan pandangan samping kanan (PSKA) dari benda berikut ini!

Skala Penilaian Unjuk Kerja

No

Standar Unjuk Kerja
Penilaian
4
3
2
1
1
Menunjukkan pemahaman terhadap
konsep kesebangunan




2
Strategi-strategi yang digunakan untuk membuat gambar sesuai dengan pandangan




3
Ketepatan gambar yang dibuat




4
Menentukan dan Menggambarkan bagian yang tidak langsung dengan garis putus





Skor yang dicapai





Skor maksimum





Penugasan (Proyek)
•penilaian terhadap suatu tugas yang mengandung penyelidikan dan melibatkan banyak keterampilan
•memerlukan waktu yang relatif lama
•meliputi tahapan: Perencanaan, Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data, Analisis dan Kesimpulan

PENGORGANISASIAN MATERI

Belajar sejatinya merupakan proses yang dilakukan sepanjang hidup  manusia.  Belajar  sering  didefinisikan  sebagai  “suatu proses  dimana  suatu  organisma  berubah  perilakunya  sebagai akibat   pengalaman”   Walaupun   belajar   berjalan   seiring dengan berjalannya proses kehidupan, namun prosesnya tidak tercipta   begitu   saja,   melainkan   memerlukan   kondisi   yang dibentuk    secara    sengaja.    Proses    belajar    mengajar   yang dilakukan    secara    formal    di    sekolah    seringkali    masih menggunakan   format   lama.   Format   lama   yang   dimaksud adalah  cara-cara  mengajar  konvensional  yang  lebih  berpusat kepada guru   (teacher-centered). Cara-cara seperti ini muncul karena  adanya anggapan bahwa “pikiran seorang anak seperti kertas  kosong  yang  putih  bersih  dan  siap  menunggu  coretan- coretan  gurunya”[3].  Dengan  pandangan  seperti  ini,  banyak guru yang masih menjalankan proses belajar mengajar dengan berorientasi  pada penyampaian materi saja. Hal  ini  tentu saja berpengaruh  pada  hasil  belajar  siswa,  termasuk  pada  mata pelajaran TIK.

TIK  sebagai  mata  pelajaran  yang  terhitung  masih  baru  jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, ternyata masih dianggap  sulit  bagi  sebagian  siswa.  Hal  ini  terjadi  karena banyak siswa yang tidak memahami penyampaian materi yang
ilakukan oleh guru. Selain itu, guru pun tidak terlalu banyak mendalami    pemahaman    siswa    karena   lebih   fokus   pada mengejar  pencapaian  kurikulum.  Akhirnya,  materi  pelajaran selesai  dibahas,  namun  kemampuan  siswa  terhadap  materi tersebut   belum   memadai.   Banyak   siswa   yang   tidak   bisa mengikuti  alur  penyampaian  oleh  guru  karena  kemampuan mereka memahami materi tersebut pun kurang.

Oleh   karena   itu,   seorang   guru   memerlukan   suatu   cara mengajar   yang   dapat   merangsang   siswa   agar   berkembang kemampuannya,  baik  kemampuan  kognitif  maupun  praktik. Namun   cara   pengajaran   ini   jangan   sampai  menghilangkan peran guru sama sekali karena bagaimanapun guru tetap harus memberikan penyampaian materi agar ada keseragaman materi diantara siswa. Hal inilah yang mendorong peneliti melakukan penelitian   dengan   judul   “Penerapan   Metode   Pembelajaran Team  Assisted  Individualization  (TAI)  untuk  Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
  1. Apakah   terdapat   perbedaan   kemampuan   awal   siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol?
  2.  Apakah    kemampuan    akhir    siswa    pada    kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol?
  3. Apakah  peningkatan  hasil  belajar  siswa  pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol?
  4. Bagaimana   sikap   siswa   terhadap   penerapan   metode pembelajaran TAI?

2.   TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Team  Assisted  Individualization  (TAI)  merupakan  salah  satu tipe pembelajaran Cooperative Learning. Terjemahan bebasnya    adalah    Bantuan    Individual Dalam Kelompok (BIDaK).  Metode  yang  diprakarsai  oleh  Robert  Slavin ini merupakan   perpaduan   antara   pembelajaran   kooperatif   dan pengajaran   individual.   Dasar   pemikiran   Slavin   merancang metode ini adalah untuk mengadaptasikan pengajaran terhadap perbedaan   individual   berkaitan   dengan   kemampuan   siswa maupun pencapaian prestasi siswa
Individualisasi dipandang perlu karena  siswa  memasuki kelas dengan  pengetahuan,  kemampuan,  dan  motivasi  yang  sangat beragam.    Ketika    guru    menyampaikan    pelajaran    kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian
siswa    yang    tidak    memiliki    syarat    kemampuan    untuk mempelajari  pelajaran  tersebut  dan  akan  gagal  memperoleh manfaat   dari   metode   tersebut.   Di   lain   pihak,   siswa   lain mungkin  malah  sudah  tahu  materi  itu,  atau  bisa  juga  dapat mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu mengajar yang  dihabiskan  bagi  mereka  hanya  membuang-buang  waktu saja.
Slavin  membuat  metode  pembelajaran  ini  dengan  beberapa alasan[1].  Pertama,  metode  ini  mengombinasikan  keunggulan pembelajaran  kooperatif  dan  program  pengajaran  individual. Kedua, metode ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar  kooperatif.  Ketiga,  TAI  disusun  untuk  memecahkan masalah   dalam   program   pengajaran,   misalnya   dalam   hal kesulitan belajar siswa secara individual.

Tahapan TAI adalah sebagai berikut
(1)   Tes penempatan.
(2)   Membentuk kelompok heterogen.
(3)   Memberikan bahan ajar.
(4)   Belajar dalam kelompok.
(5)   Kelompok pengajaran.
(6)   Penilaian dan penghargaan kelompok.
(7)   Informasi materi esensial.
(8)   Tes formatif.

Dengan  perpaduan antara    pembelajaran    kooperatif    dan invidual   dapat   diperoleh   dua keuntungan sekaligus,byaitu keuntungan dari pembelajaran kooperatif dan keuntungan dari pengajaran            secara            individual.Cooperative learning (pembelajaran   kooperatif) merupakan   upaya   pemberdayaan teman   sejawat,  meningkatkan   interaksi   antar   siswa,   serta hubungan  yang  saling  menguntungkan  antar  mereka.  Siswa dalam  kelompok  akan  belajar  mendengar  ide  atau  gagasan orang  lain,  berdiskusi  setuju  atau  tidak  setuju,  menawarkan, atau  menerima  kritikan  yang  membangun,  dan  siswa  tidak merasa terbebani ketika ternyata pekerjaannya salah.

Slavin menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif, siswa bekerja  dalam  kelompok  saling  membantu  untuk  menguasai bahan   ajar. Sementara  itu, pengajaran   secara   individual mendidik siswa untuk belajar secara mandiri, tidak menerima pelajaran secara mentah dari guru. Dengan pengajaran seperti ini,siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan    dan pengalamannya  sendiri  dalam  mempelajari  suatu  bahan  ajar, sehingga   yang   terjadi   pemahaman   siswa   terhadap   materi tersebut  semakin  terasah,  bukan  semata-mata  hafalan  yang didapatkannya dari guru.

3.   EKSPRERIMEN
1  TAI dalam TIK
Penerapan   metode   TAI  pada  mata  pelajaran  TIK  di  kelas eksperimen adalah sebagai berikut.
(1)   Tes penempatan
a.    Guru membuka pelajaran dengan salam.
b.    Guru  menjelaskan  strategi  pembelajaran  yang  akan digunakan.
c.    Guru   mengadakan   tes   sebelum   pengajaran   untuk mengetahui kelemahan siswa pada materi yang akan dipelajari.
(2)   Membentuk kelompok heterogen Guru   mengelompokkan siswa secara heterogen berdasarkan kemampuan akademiknya.
(3)   Memberikan bahan ajar
Guru membagikan bahan ajar untuk dipelajari siswa.
(4)   Belajar dalam kelompok
  1. Siswa   mempelajari   bahan   ajar   tentang   langkah- langkah    menjalankan    pengolah    data,    tampilan jendela, serta tampilan menubar.
  2. Siswa mengerjakan LKS.
  3. Siswa   melakukan pengecekan LKS  secara berpasangan.
  4. Setelah  seluruh  siswa  dapat  menjawab  benar  lebih dari  50%  soal,  siswa  mengerjakan  tes  unit  untuk menilai kriteria kelompok.
  5. Kelompok pengajaran Guru    memberikan    pengajaran    kepada    siswa    dari kelompok berbeda.
(6)   Penilaian dan penghargaan kelompok
  1. Guru melakukan penilaian terhadap kelompok siswa dan mengumumkannya pada siswa.
  2. Guru   memberikan   penghargaan   kepada   kelompok Super (Super Team).
(7)   Informasi materi esensial
  1. Guru mengulas sedikit materi yang telah dipelajari.
  2. Guru  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk bertanya.
  3. Guru menutup pelajaran dengan salam.
(8)   Tes Formatif
Pada  akhir  materi  pembelajaran,  guru  mengadakan  tes formatif,   lalu   tes   tersebut   diperiksa   oleh   rekan   satu timnya.

2  Pembelajaran TIK secara Konvensional Pembelajaran    TIK    yang    dilakukan    pada    kelas    kontrol dilakukan    dengan    metode    konvensional,    yaitu    ceramah. Tahapan pembelajarannya adalah sebagai berikut.
(1)   Kegiatan Pendahuluan
  1. Membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa
  2. Menggali     konsepsi     awal     siswa     dengan    cara menanyakan   materi   yang   akan   diajarkan,   misal: Apakah kalian tahu apa kegunaan Pengolah Data?
  3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
(2)   Kegiatan Inti
  1. Guru menjelaskan       tentang            langkah-langkah menjalankan  pengolah  data,  tampilan  jendela,  serta tampilan menubar.
  2. Mengadakan tanya jawab dan diskusi untuk menguji ketercapaian kompetensi yang dicapai siswa
(3)   Kegiatan Penutup
  1. Melakukan  refleksi  bersama  terhadap  pembelajaran yang sudah  dilakukan.
  2. Menarik  kesimpulan  tentang  menu  dan  ikon  pokok pada perangkat lunak pengolah data.
  3. Menugaskan kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan pengertian teknologi pendidikan tahun 1977-1994-2004

  Perbedaan pengertian teknologi pendidikan tahun 1977-1994-2004 1.       Tahun 1977 dan 1994 Pengertian Teknologi Pendidikan dalam AECT ( 1977:1) : ” Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada manusia .” Definisi Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi proses dan sumber untuk belajar Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan mencolok kedua paradigma TP tahun 1977 dengan 1994 adalah: a.        Perubahan istilah teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran b.       Penekanan orientasi pada definisi tahun 1977 pada praktik, sedangkan orientasi pada definisi tahun 1994 meliputi dua bidang yaitu teori dan praktik. c.        Pada definisi tahun 1977 kawasan kerja bidan

Pengertian Teknologi Pendidikan Menurut Filosofi

  Pengertian Teknologi Pendidikan Menurut Filosofi 1.       Pengertian teknologi pendidikan secara ontologi Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani . Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales , Plato , dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara penampakan dengan kenyataan . Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri). Secara istilah ontologi adalah ilmu yang memperlajari tentang hakikat yang ada ( ultimate reality ) baik jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Didalam pemahaman ontologi ditemukan pandangan-

Definisi Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik

 Definisi Pertumbuhan Dan Perkembangan Menurut Para Ahli Ilustrasi Source : anaksholeh.net a.     Pertumbuhan Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses  pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang  sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses  transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang  herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan  berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan  struktur biologis b.    Perkembangan Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner(1957) bahwa  perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung  dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana  diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi  diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari pengh