MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat Penghalau Kekalutan Hidup
BAB
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Begitu banyak orang yang merasa cemas/Kalut dalam mengahadapi hidup ini. Tidak hanya di kota-kota besar. Di desa-desa terpencil, di pelosok perkampungan-perkampungan yang dikenal tenang pun tidak terlepas dari penyakit cemas ini.
Tidak hanya mereka yang sulit mencari rupiah, kepada yang sudah mapan pun cemas menghinggapi dengan sangat leluasanya. Cemas memang akan menjalar ke mana-mana. Juga kepada yang kaya-miskin, pintar-bodoh, atasan-bawahan, kelompok terhormat dan yang ter- singkir dalam kelompok sosial yang paling marginal, kelompok yang paling rendah dan terpinggirkan.
Pendeknya, cemas memang sewaktu-waktu datang dan menyerang siapa saja dan kapan saja. Ia tidak pilih kasih. Hampir sebagian besar manusia turut merasakannya. Sumber kecemasan sebenarnya tidaklah jauh. Ia ada di dalam diri manusia itu sendiri.
Menyangkut masalah hati, sebenarnya bukanlah masalah yang sederhana. Masalah hati adalah masalah yang besar, masalah akbar.Sangatlah banyak orang yang lupa dengan kedir- iannya. Manusia sering dibuat lupa akan kemanusiaannya sendiri karena hatinya. Karena nuraninya.
Badannya berjalan, akan tetapi hatinya mampet dan berhenti. Fisiknya bergerak, tetapi hatinya tidak lagi berfungsi. Begitu banyaknya kerusakan yang terjadi di muka bumi, karena desakan rasio yang dinomorsaatukan. Persoalan-persoalan yang muncul tidaklah dikembalikan kepada control kehidupan yang sebe- narnya bersumber di hati.
Orang bisa saja mengamuk, tetapi bila bisikan hati didengarkan dengan seksama, akan jadi lain ceritanya. Bersitegang urat saraf, luapan keinginan untuk menyingkirkan lain, yang sudah sampai di ubun-ubun, suka-suka muncul dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Tapi bila himbauan-himbauan hati didengar dan diresapi, keputusan yang diambil tidak akan berakibat fatal. Akan ada jalan tengah yang justru malah menguntungkan kedua belah pihak.
1. Kecemasan Alamiah
(natural anxiety)
2. Kecemasan Melumpuhkan (toxic anxiety)
3. Kecemasan Luhur (sacred anxiety)
Segelap apapun kabut yang ada di depan mata, bila kegundahan dikembalikan kepada Allah, akan berubah menjadi cahaya. Masalah yang begitu nampak mencekam di depan akan perlahan berkurang dari beban-beban yang menyempitkannya.
Dari penjelasan diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk menghalau kekalutan hidup dan mencapai kebahagiaan hidup didunia kita perlu berfilsafat dengan acuan atau pedoman agama dan hati nurani kita sendiri.
Orang bisa saja mengamuk, tetapi bila bisikan hati didengarkan dengan seksama, akan jadi lain ceritanya. Bersitegang urat saraf, luapan keinginan untuk menyingkirkan lain, yang sudah sampai di ubun-ubun, suka-suka muncul dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Tapi bila himbauan-himbauan hati didengar dan diresapi, keputusan yang diambil tidak akan berakibat fatal. Akan ada jalan tengah yang justru malah menguntungkan kedua belah pihak.
Hati, dasarnya memang menjadi penyejuk dan menyeimbang dari gejolak rasionalitas (akal) yang sering gampang panas itu. Ini mestinya diefektifkan.
Bila hati manusia tidak normal maka pada saat itu fungsi kemanusiaan manusia telah terganggu. Manusia menjadi sangat mudah hilang kendali. Tingkah lakunya menjadi kasar dan keras. Ide dan keputu- san yang diambilnya bukan saja sangat mementingkan egonya, meno- morsatukan kepentingannya, tapi juga mengancam keamanan dan keselamatan orang lain.
B. Tujuan
1. Memahami Penyebab mengapa orang merasa
cemas/ kalut dalam hidup.
2. Mengetahui Filsafat yang akan membuat
kita nyaman
C. Manfaat
Kita dapat mengetahui mengapa orang merasa
kalut/cemas dalam menjalani hidup dan kehidupan, dan apa filsafat yang mampu
dilakukan demi kenyamanan hidup mereka.
BAB II
Pembahasan
FILSAFAT PENGHALAU
KEKALUTAN HIDUP
A. Pengertian Kecemasan/kekalutan
Kekalutan/Kecemasan adalah rasa yang tidak
nyaman pada diri sesesorang yang disebabkan adanya ketidak sesuaian antara
kenyataan dengan keinginan dan kecemasan itu bersumber pada diri seseorang itu
sendiri.
Pada awal-awal tahun ajaran baru seperti
sekarang ini, cemas biasanya menjangkit di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Mereka yang sangat ingin sekali diterima di sekolah atau perguruan tinggi yang
diinginkan, tapi kemudian gugur, pikiran mendadak sontak menjadi kacau.
Lebih-lebih untuk mereka yang sudah bebera- pa kali mencobanya dan selalu tidak
berhasil. Seolah dunia ini menjadi gelap, tidak ada lagi jalan di depan untuk
bisa dilewati. Semuanya buntu. Tidak ada alternatif lain yang bisa ditempuh
untuk bisa hidup lebih baik selain melalui jalur itu.
Semestinya disadari, bahwa hidup ini tidak
sebatas pada bangku kuliah semata. Masih ribuan jalan lain yang bisa ditempuh
untuk suksesnya menghadapi perjalanan hidup. Para
pemuda muslim, khu- susnya, sudah selayaknya memegang aqidah yang kuat untuk
membe- dakan dengan yang lain.
.
Jenis-jenis Kecemasan
Dalam konseling dikenal 3 (tiga) jenis
kecemasan yang senantiasa ada dalam diri kita. Ketiga kecemasan itu adalah
kecemasa alamiah (natural anxiety), kecemasan melumpuhkan (toxic anxiety)), dan
kecemasan luhur (sacred anxiety).
Kecemasan alamiah (natural anxiety)
merupakan kekuatiran yang spesifik, relaistik, masuk akal, dan berperan membawa
pertolongan. Ia berkaitan dengan ketidakpastian alamiah di tengah kehidupan,
ketidakpastian tentang bagaimana sesuatu bakal terjadi. Ia juga merangkum
konflik antara diri sendiri dengan dunia kehidupan. Di sinilah diri kita
menghasilkan respon terhadap bahaya atau ancaman riil. Namun kecemasan alamiah
tersebut merupakan hal yang wajar dan bisa diterima akal budi.
Kecemasan ini dilatar belakangi oleh
pengalaman-pengalaman masa lalu yang terkoleksi dalam memori seseorang.
Misalnya: pernah mengalami kejadian-kejadian yang menakutkan, membahayakan atau
kejadian-kejadian yang lain. Kecemasan jenis ini lebih kepada dimulai dari
sikap “jangan-jangan……”
2. Kecemasan Melumpuhkan (toxic anxiety)
Kecemasan melumpuhkan (toxic anxiety)
merupakan kekuatiran bersifat kabur, non-realistik, tak masuk akal, repetitif
namun tak efektif. Ia merangkum konflik diri sendiri dengan diri sendiri. Ia
bersumber dari afeksi bawah sadar yaitu keinginan, pikiran dan memori yang
disupresikan. Ia pula bisa bersumber dari kecemasan alamiah dan luhur yang
ditekan dan tidak diekspresikan. Kecemasan ini dapat meracuni dan melumpuhkan
diri kita sehingga ia di sebut kecemasan toksik.
3. Kecemasan Luhur (sacred anxiety)
Kecemasan luhur (sacred anxiety) merupakan
keprihatinan-keprihatinan atau kegelisahan -kegelisahan akhirat tentang
kematian dan makna serta tujuan kehidupan.
B. Filsafat yang Penghalau
Kekalutan Hidup
1. Pengertian Filsafat.
Pengertian lain dari Philos, Shopos, Philein, Shopia
-Philos
bearti cinta, Philos biasanya digunakan untuk menunjuk cinta kepada hal-hal
yang lebih substansial, pada hal yang abstrak. Seperti cinta kepada ilmu
pengetahuan, kebenaran, keadilan, kebijaksanaan, dll. Melihat nuansa, kadar dan
kedalaman maknanya, cinta jenis philos lebih tinggi dibandingkan dengan eros.
Seseorang yang memiliki cinta philos akan terdorong menghindarkan dirinya dari
kehidupan-kehidupan rendah, demi mengejar kehidupan yang penuh nilai-nilai
luhur. Pemilik cinta philos, meski tidak selalu harus demikian, kebanyakan
hidup secara asketis, menghindari jeratan kenikmatan duniawi dan hingar bingar
kehidupan dunia. Mereka bersikap sangat kritis terhadap dunia, karena dalam
persepsi mereka, kehidupan duniawi penuh dengan jeratan tipu daya. Mereka sadar
benar bahwa kehidupan dunia yang singkat ini mampu memberikan kenikmatan, namun
benar-benar mewaspadai kehidupan itu, karena setiap kenikmatan yang kita reguk
itu senantiasa satu paket dengan ketidaknikmatan di dalamnya.
Dari setiap kebahagiaan, kenyamanan, dan
kemurahan hidup, senantiasa disertai dengan ketidakbahagiaan, ketidaknyamanan,
dan ketidakmurahan hidup. Coba saja anda renungkan dalam-dalam: ketika anda
berbunga-bunga karena mabuk cinta, tanyakan benar pada batin anda, adakah di
dalamnya hanya melulu perasaan bahagia, atau ada juga penderitaan menyertainya.
Seperti sensasi saja, cinta itu nikmat, membahagiakan, sehingga dan ini tidak
mengejutkan membuat kita mampu bertindak anomali: sanggup bertahan terhadap
siksaan karenanya.
Nikmat mengendarai mobil mewah, akan selalu diiringi dengan
ketidaknikmatan karena kita harus menyediakan dana besar untuk membayar pajak,
bensin, berbagai perawatan, dll. Nikmat memiliki harta benda yang melimpah,
akan selalu disertai dengan perasaan was-was kalau-kalau kita menjadi sasaran
maling atau perampok, atau merasa khawatir kalau tiba-tiba harta benda itu
musnah terbakar. Begitu seterusnya.
Yang dipentingkan oleh pecinta philos
adalah kebahagiaan, kenyamanan, dan kemurahan hidup yang lebih bersifat abadi,
yang lebih lengkap dan yang lebih utuh. Didorong kesadaran itu, para pemilik
cinta philos tidak pernah berpaling dari kenikmatan dan kebahagiaan yang muncul
pada saat mereka berkelana mencari kebenaran ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan
hidup. Ilmu pengetahuan dan kebenaran mereka pandang lebih menjanjikan
kenikmatan tanpa siksa dan kebahagiaan tanpa lara yang lebih tinggi, daripada
kebahagiaan dan kenikmatan yang bersumber pada hal-hal yang bersifat fisik.
Pengertian cinta dari kata agape jauh
lebih dalam makna dan nuansanya disandingkan cinta philos, dan sangat bertolak
belakang dengan cinta eros. Makna cinta yang muncul dari kata agape adalah
cinta pada hal-hal bersifat ruhaniyah. Pemilik cinta ini rela memberi meskipun
tanpa menerima balasan. Cinta suci sang perempuan sufi, Rabi’ah Adawiyah, dan
cinta hakiki yang dimiliki Abu Nuwas (yang populer pada telinga kita dengan Abu
Nawas yang kocak dan jenaka) adalah contoh yang baik dari jenis cinta ini, di
mana keduanya memberikan sepenuhnya cinta yang dimilikinya tidak demi
kepentingan lain, kecuali semata-mata mengharap ridla Allah SWT.
Mereka
memiliki cinta agape, karena yang mereka harapkan adalah hati dan perkenan
Tuhan. Mereka telah dengan sadar meninggalkan perlunya kebahagiaan dan
kenikmatan yang lahir dari ilmu pengetahuan dan kebenaran, tetapi sudah
langsung ingin bercengkerama dengan Sang Maha Kebenaran itu sendiri.
Mereka tidak lagi bersusah payah mencari
kebijaksanaan dengan cara memeras logika dan nalar, namun dengan cara
menelusuri jalan untuk dapat langsung bertemu dengan Sang Maha Bijak. Dalam
hati mereka yang memiliki cinta agape ini, dalam hatinya tidak ada lain kecuali
hanya perasaan rindu dendam untuk sesegera bertemu dengan Sang Kekasih. Hatinya
tulus dan ikhlas, jika jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai Tuhan
itu harus tidak mengenakkan secara fisik.
-Shopos dalam arti wisdom orang arab
menurut Harun secara etimologi ialah:
1. pengetahuan tentang hikmah
2. pengetahuan tentang prinsip atau dasar
3. mencari kebenaran
4. mencari dasar dari apa yang dibahas
kata shopos juga diartikan sebagai intelegensi,
kebijaksanaan, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman.
-Philein
diartikan dalam bahasa yunanai adalah cinta, menurut Harun Nasution adalah
berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas ( tidak terikat pada
tradisi, dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sampai pada dasar
persoalan.
-Shopia artinya cinta kebijkasanaan. Yakni
orang yang cinta pada kebijaksanaan dan ilmu pengetehuan atau kebenaran. Dengan
demikian Shopia adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan
tujuan hidupnya.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa filsafat secara etimologi
memiliki dua pengertian yang berberda.
1. istilah filsafat dilihat dari kata philein dan sophos,
maka ia berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (fisafat sebagai kata
sifat).
2. istilah filsafat dilihat dari kata philos dan sophia, maka
a berarti teman kebijaksanaan (filsafat sebagai kata benda).
2. Manfaat Mempelajari
Filsafat
1. Kita
akan tahu tujuan dari setiap kegiatan, tujuan atau maksud sesuatu duciptakan.
2. Manfaat
mempelajari filsafat kita dapat mengerti dan memahami apa yang akan dilakukan
dari mulai sikap, metode berpikir, subtansi masalah serta sistem berpikir, juga
dapat menjelaskan apa tentang apa.
3. Manfaat
mempelajari filsafat setelah dikaji dan dimengerti dengan berjalannya
kehidupan, sehingga kita sangat mudah dimengerti sedikit demi sedikit akan arti
makna hidup kita didunia ini, dan kita juga mudah untuk mendapatkan jawaban
dari berbagai macam persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau dijawab,
sehingga dengan berfilsafat kita mempunyai sandaran / pijakan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan kita mauoun sosial.
3. Filsafat Penghalau
Kekalutan Hidup
Dari
penjelasan diatas, kita dapat mengetahui bahwa untuk menghalau kekautan hidup
kita perlu berfilsafat atau berfikir secara mendalam dan secara bijaksana.
Untuk menghalau kekalutan hidup yang perlu kita pahami adalah hakikat
hidup,untuk apa kita hidup dan mengapa kita galu menghadapi hidup ini.
Hal-hal yang
sangat berkenaan dengan hidup ini adalah agama, cara menghilangkan rasa cemas adalah dengan kembali
ke hati nurani, dimensi hati nurani selama ini hampir selalu tertinggal dari
berbagai sektor kehidupan manusia. Keputusan yang keluar sebagai firasat
dianggapnya sesuatu yang terlalu dibuat-buat saja. Padahal sesungguhnya dalam
hati yang suci, di sana
tersimpan cahaya Ilahi.
Rasulullah SAW bersabda,
"Takutlah terhadap firasat orang beriman,
karena sesungguhnya ia melihat dengan cahaya Allah."
Segelap apapun kabut yang ada di depan mata, bila kegundahan dikembalikan kepada Allah, akan berubah menjadi cahaya. Masalah yang begitu nampak mencekam di depan akan perlahan berkurang dari beban-beban yang menyempitkannya.
Kita
tidak perlu mengutuk siapapun perihal apa yang telah menimpa kita. Sebagaimana
pesan yang disamaikan oleh Nabiullah SAW.
" Bahwasanya seorang
hamba apabila mengutuk sesuatu, naiklah kutukan itu ke langit, lalu dikunci
pintu langin-langit itu dibuatnya. Kemudian turunlah kutukan itu ke bumi, lalu
dikunci pula pintu-pintu bumi itu baginya. Kemudian berkeliaran ia ke kanan dan
ke kiti. Maka apabila tidak mendapat tempat batu, ia pergi kepada yang
dilaknat, bila layak(artinya kalau benar ia berhak mendapat laknat) tetapi
apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk(kembali ke alamat si
pengutuk)."(HR.Abu Dawud)
Alangkah
indahnya bila kita mampu menghilangkan cemas dengan mengembalikan kepada
kesucian hati. Hati yang suci dan bersih akan membuat kita mampu menjalani
hidup ini dengan cara yang suci dan bersih pula.
Firman
Allah, "Sesungguhnya beruntunglan orang yang mensucikan diri. Dan dia
ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang."(QS.Al- A'laa:14-15)
BAB
III
Penutup
Kesimpulan dan Saran
Dari penjelasan diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk menghalau kekalutan hidup dan mencapai kebahagiaan hidup didunia kita perlu berfilsafat dengan acuan atau pedoman agama dan hati nurani kita sendiri.
Zaman sekarang ini cobaan hidup memang
banyak oleh karna itu dalam mengambil keputusan kita harus memikirkan untung
dan ruginya terhadap diri kita,bila kita salah mengambil keputusan kita akan
mengalami kekalutan atau kecemasan hidup.
Daftar Pustaka
•
Internet dan Berbagai sumber
Comments